Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ketua KPK: Dakwaan Kasus e-KTP Akan Sangat Mengejutkan
3 Maret 2017 17:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo menyebut dakwaan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik alias e-KTP akan sangat mengejutkan.
ADVERTISEMENT
"Anda tunggu, kalau anda mendengarkan dakwaan yang dibacakan, anda akan sangat terkejut, banyak nama yang akan disebutkan di sana," kata Agus di Kantor Staf Presiden, Jumat (3/3).
Agus tak menampik surat dakwaan itu akan mencantumkan nama-nama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang diduga terlibat. "Banyak sekali nama yang disebutkan, peran mereka berjenjang, ini dulu, habis ini siapa," ujar dia.
Saat diungkit tentang dugaan keterlibatan Setya Novanto, Anggota DPR yang diduga terlibat, Agus enggan membeberkannya. "Nanti anda baca saja," katanya. Agus hanya mengiyakan ketika ditanya ada nama besar di surat dakwaan kasus e-KTP.
ADVERTISEMENT
KPK melimpahkan berkas perkara kasus e-KTP pada Rabu (1/3). Tebalnya berkas itu mencuri perhatian di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Jaksa penuntut umum pada KPK, Taufik Ibnu Nugroho, menyebut berkas yang dilimpahkan adalah atas nama dua tersangka.
Dua tersangka itu adalah bekas Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Irman, dan anak buahnya, Sugiharto.
"Berkas Irman setebal 11 ribu lembar, sedangkan berkas Sugiharto sekitar 13 ribu lembar," kata Taufik yang turut mengantarkan berkas.
Berkas Sugiharto memuat keterangan 294 saksi, dan berkas Irman memuat keterangan 173 saksi plus lima saksi.
"Satu minggu dari sekarang, biasanya keluar penetapan dari pengadilan untuk kepastian sidang perdana," kata juru bicara KPK Febri Diansyah saat dihubungi, Rabu (1/3).
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 9:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini